Powered By Blogger

Minggu, 28 Oktober 2007

Kesuksesan Bisnis Yang Semu

Banyak orang berpikir bahwa kesuksesan menjalankan bisnis dihitung dari berapa besar laba yang telah dicetaknya. Semakin panjang digit laba yang dihasilkan maka semakin sukseslah dia. Pandangan ini tidak salah namun tidak pula sepenuhnya benar. Tapi kita harus berhati - hati dengan cara pandang ini. Bisa jadi kita akan terjebak pada kesuksesan yang semu,

Saya punya seorang rekan yang cukup sukses. Dari sisi angka matematis saya berani katakan dia sangat sukses. Tapi mari kita simak sedikit story dibalik ini.

Beliau memiliki jumlah karyawan yang cukup lumayan banyak sekitar 100 -an orang lebih, Struktur organisasi perusahaannya adalah -BIG BOSS DECIDE EVERYTHING-. Atau dengan kata lain tidak ada pendelegasian wewenang. Semua harus menunggu keputusan darinya. Gaji yang diberikan dalam kondisi ini tentulah "Gaji Pas - Pasan". Anak buah tinggal wait and see, dan wait for salary tentunya!. Semua potensi staff tidak tergali maksimal karena masing - masing menahan diri dalam hal unjuk kebolehan kepada atasan. Bahkan seorang staff pernah guyon : "Dimana - mana anak buah pasti pengen deket sama boss, lah di sini malah beda, semuanya pada malas deket sama boss. Soalnya bakalan nambah kerjaan tanpa ada penambahan penghasilan."

Kesibukan para staff kebanyakan dihabiskan untuk mencari sampingan pada saat jam kerja (curi - curi waktu). Begitu ada peluang lain diluar yang lebih baik, mereka akan buru - buru mengajukan pengunduran diri dengan berbagai alasan mau kuliah lagi lah, mau inilah, dsb. Akhirnya si Boss lagi - lagi harus mencari karyawan baru. Training lagi, keluar lagi, dst. Kalaupun ada yang bertahan lama, cuma karena belum berani ambil resiko untuk coba kerja di tempat lain.

Dari cerita singkat di atas anda tentu bisa mengambil kesimpulan sendiri. Kesuksesan ini adalah semu. Mungkin selama dia masih bisa mengelola bisnisnya, selama itu perusahaan itu akan terus jalan dan mencetak laba. Bagaimana kalau dia berhalangan dalam waktu yang cukup lama? katakanlah dia terkena stroke? Apa yang akan terjadi dengan anak buahnya yang selama ini sangat bergantung pada keputusan boss untuk semua hal besar sampai sepele?

Tentu yang terjadi adalah Vacuum... Wait and see, and wait for the salary.
Mau perusahaan akhirnya bangkrut. Emang gue pikirin!

Oleh karena itu, kita harus sedini mungkin menerapkan sistem delegasi tugas, wewenang dan tanggung jawab pada perusahaan kita. Berikan kesempatan bagi staff anda untuk menggunakan otaknya untuk berpikir. Beri kesempatan kepada mereka untuk memecahkan sendiri setiap kasus yang mungkin di hadapi perusahaan. Beri motifasi dan arahan. Jika memang sudah berada pada suatu keadaan dimana memang harus BIG BOSS DECIDE, barulah anda turun tangan.

Sehingga jalannya perusahaan tidak lagi dibawah satu orang (one man show), tapi memang sebuah TEAM WORK yang handal. Jadi walaupun anda mungkin harus tidak hadir untuk waktu yang cukup lama misalkan tour ke eropa bersama keluarga selama 1 bulan. Bisnis anda akan tetap berjalan baik tanpa perlu anda awasi 24 jam setiap hari :)

Nikmati jerih payah anda bersama keluarga. Biarkan anak buah anda bekerja untuk anda. Tapi ingatlah bahwa anda juga harus berani membayar extra untuk setiap prestasi kerja mereka. Dengan begitu para staff dan karyawan anda akan bekerja mati-matian sampai titik darah penghabisan untuk anda. Inilah yang kita sebut sebagai LOYALITAS.!

Pada saat itulah mereka akan berpikir bahwa keberhasilan perusahaan adalah untuk mereka juga. Dan anda bisa lebih memiliki waktu untuk sosial life bersama keluarga dan mitra - mitra anda untuk memperbesar bisnis anda di masa yang akan datang.

Orang bijak pernah berkata :
"Jadilah pemimpin yang mau memberi. Karena pasti anda akan menerima lebih banyak dari yang anda pernah bayangkan".

Tidak ada komentar: