Powered By Blogger

Rabu, 07 Mei 2008

Nilai Uang Yg Makin Tak Bernilai

Kemaren waktu bawa anak istri jalan - jalan ke Plaza Millenium Medan berikut rinciannya :

- Isi Bensin Mobil 10 liter (PP) Rp. 50.000,-
- Makan minum 3 orang terpaksa korek kantong Lagi Rp. 100.000,-

terus Iseng - iseng sang istri pengen cari boneka kecil buat digantungin di mobil kesayanganya, mampir ditoko perlengkapan anak - anak. Sambil pilih - pilih boneka ternyata si kecil (Kiki) merengek minta dibelikan mainan dan terpaksa korek dompet lagi :

- boneka barbie Rp. 75.000
- terus minta baju + celana pink (Kesukaannya) Rp. 90.000.
- Boneka gantung paling kecil Rp. 45.000.
- Kompeng Tali untuk si bungsu Emma Rp. 60.000.

Kemudian singgah di carefoure untuk belanja keperluan si kecil :

- Susu Morinaga untuk si Bungsu Emma Rp. 80.000 ( tiap 1 minggu)
- Susu Untuk Kiki Dancow Plus Rp. 40.000 -an (tiap 1 minggu)

TOTAL PENGELUARAN ===================== Rp. 545.000


Setibanya di rumah aku pun hitung - hitung bareng sang istri dan akhirnya kita jadi tertawa berdua ternyata dengan uang SETENGAH JUTA di Zaman edan sekarang ini cuma bisa untuk :

- Isi Bensin 10 liter
- Beli 1 boneka, 1 barbie, 1 pasang baju anak - anak, 1 kompeng, 2 kaleng susu
- dan makan di mr. baso.

Belum bayar listrik, telepone, belanja dapur bulanan, belanja sayur, cicilan mobil, cicilan rumah, transportasi, dll.. dll. Kini aku mengerti kenapa sang istri merasa berat untuk berhenti dari pekerjaannya saat ini walau agak tersentak dengan alasanya yang membuat kejantananku merasa dianiaya : "PA! GAJI PAPA ITU NGGA CUKUP....!!! TAUUUUUUUU"

Senin, 29 Oktober 2007

Apakah Anda Sudah Mimpi Sukses Hari Ini ?

Walau saat ini kita belum sukses, tapi bukan berarti kita tidak boleh bermimpi jadi orang sukses. Kesuksesan memang tidak akan datang secepat kilat. Semua mesti melewati proses dan tantangan demi tantangan. 7 tahun lalu ketika aku di panggil untuk bekerja sebagai manager perusahaan yang baru didirikan (aku masih kuliah semester akhir), aku yakin aku bisa jadi orang sukses di masa yang akan datang 100%. Tapi ternyata jalan hidup berkata lain!. Sepak terjang sang boss yang grasak grusuk, membuat investor perusahaan lepas tangan dan akhirnya perusahaan itu "terduduk".

Di tengah kepusingan karena masalah itu, aku cuma bisa berdoa agar Tuhan memberi jalan. Akhirnya aku didelegasikan oleh boss untuk berhubungan langsung kepada investor perusahaan untuk menengahi masalah internal perusahaan. Pucuk di cinta Ulam pun tiba, sang investor menunjuk aku untuk mempersiapkan pendirian perusahaan baru dan duduk sebagai salah satu Board of Director tepatnya sebagai Direktur Operasional.

Segala tetek bengek perencanaan kerja telah kupersiapkan dan di setujui, namun ternyata Mr. President Director tetap mempertahankan pola manajemen grasak grusuknya. "Manajemen Open Source" itu istilah yang dipakainya. "Ada - ada saja, tak jera - jera juga boss ini", pikirku dalam hati. Hari demi hari berlalu, perusahaan ku lihat mulai oleng kesana oleng kesini, tak tentu arah yang mau di lalui.

Tak tahan dengan kondisi kerja yang serba tak jelas itu, dan karena aku yakin betul bahwa dalam waktu tak lama lagi perusahaan pasti collaps untuk kedua kalinya (akhirnya benar, perusahaan dijual 7 bulan setelah aku mengundurkan diri). Akupun mengundurkan diri, setelah aku yakin akan dapat posisi baik di sebuah perusahaan Perkebunan BUMN di Medan tempat dimana orang tuaku bekerja. Tapi tak dinyana, penerimaan staff dibatalkan karena kondisi PTPN tersebut yang agak "mampet" karena lahannya banyak di kuasai para demonstran yang mengklaim tanah mereka.

Akhirnya aku menghubungi rekan di UK, setelah negosiasi panjang lebar akhirnya dia setuju untuk investasi di Indonesia walau kecil - kecilan untuk membangun sebuah usaha ISP yang memang ku idam - idamkan dari dulu. Semua planning sudah di susun berikut anggarannya. Tapi .... dana yang telah di sepakati turun seperti keran mampet. Kondisi ini juga membuat semua planning dan budget jadi berantakan. Gedung kantor sudah di sewa, tapi hampir 3 bulan belum juga bisa berjalan karena dananya mampet. Peralatan pun di cicil pembeliannya satu persatu. Akhirnya baru setelah 5 bulanan perusahaan baru bisa beroperasi. Itupun dalam kondisi yang semaput karena dana - dana penunjang tak kunjung di turunkan.

Ternyata si Investor dari UK itu hanya mengulur - ulur waktu untuk menjebak aku. Tujuannya adalah agar aku bekerja gratis (tanpa di bayar) untuk semua proyek - proyek websitenya di sana. Melihat gelagat ini aku pun mulai skeptis. Setelah hampir 2 tahun aku memperjuangkan ISP kecilku dan hampir setiap hari tidak pernah tidur sampai pagi karena harus mengerjakan website milik investor UK itu tanpa di bayar, akhirnya aku sudah tak tahan lagi dan mulai mencari alternatif bisnis yang lain.

Sekitar 1,5 tahun yang lalu, setelah melalui pikir-pikir yang panjang, aku pun memutuskan untuk menerima ajakan mantan Investor perusahaanku yang pertama dulu untuk mendirikan perusahaan di Jepara, Jawa Tengah. Ketertarikan ku untuk bergabung sebenarnya hanya karena ada 2 investor yang akan menanamkan modalnya. Yaitu mantan Investorku dulu dan seorang berkebangsaan Inggris yang memiliki perusahaan mebel di Jepara. Aku merasa peluang untuk jadi sukses akan terbuka lebar kali ini.

Kini sudah 1, 5 tahun berjalan mulai dari perencanaan, persiapan dan pendirian perusahaan, namun operasional perusahaan masih tak tentu arah karena perbedaan persepsi antara kedua investor tersebut. Yang satu maunya begini, yang satu maunya begitu...

Mungkin saat ini aku kembali berada pada posisi "mengambang lagi", kadang aku bepikir untuk menyerah kalah. Apalagi karena 1, 5 tahun ini aku terpisah jauh dari istri dan anak - anakku yang masih balita. Ketika aku menjenguk istriku yang melahirkan anak kedua kami 24 hari lalu, aku sempat merasa sangat berat untuk meninggalkan mereka lagi. Melihat senyum, mendengar tangisan dan manja anak - anakku, rasanya sangat berat.... Tapi akhirnya aku tersadar bahwa ini adalah "jalan" dan harus aku lalui. Apapun yang terjadi nanti inilah pertualanganku yang terakhir, semampuku aku harus perjuangkan agar kali ini bisa berakhir dengan happy ending.

Aku kemasi pakaianku, tak lupa sepasang baju anakku yang baru lahir dan buku cerita dongeng milik anakku yang pertama turut diselipkan istriku dalam tas pakaian yang ku bawa untuk jadi teman ketika aku rindu pada mereka. Walau kali ini aku melangkah dengan sangat berat, aku percaya suatu hari nanti mimpi tentang kesuksesan itu akan jadi nyata....

Jangan berhenti bermimpi sobat, karena dunia masih terus berputar!
Apakah anda sudah mimpi sukses hari ini?
- Ian Medan -

Cewek Sexy Di Bali ? Biasa Aja!


Waktu pertama kali walking around di pantai kuta, terasa kaget juga ngelihatin cewek - cewek bule yang pada berjemur di pinggir pantai. Dengan pakaian - pakain ala tarzan (Bikini) mereka berlari mengejar laju bis kota, ... eh! ombak pantai kuta. Bahkan tak jarang ketemu yang pada bertelanjang dada alias tanpa bra sedang asyik menikmati teriknya matahari. Wah.. wah.. untung pake kacamata item, kalau ngga kan tengsin juga menikmati pemandangan "tak lazim" itu. Makanya kalau jalan ke Bali, jangan lupa bawa Kacamata Hitem Pekat!

Tapi ngga tahu kenapa, kok sepertinya yang namanya "nafsu" rasanya jauuuuuhhhh. Mungkin karena emang suzana eh.. suasana di kuta emang "cuek bebek", jadi yah... Biasa Aja Lagi!.

Nah..., pas malamnya kita jalan juga ngelewatin kuta beach, kali ini suasana sudah sangat beda alias suasana clubing. Wih... cewek - cewek sexy berpakaian mini dan minim berkeliaran disepanjang jalan. Tapi decak kagum itu juga cuma sebentar aja, 5 menit kemudian "Biasa aja lagi!". Yang paling lucu sih cewek - cewek indonesia separuh baya alias omak - omak yang juga ikut - ikutan berpakaian minim ha...ha... kelihatan NORSEK (Norak Sekali!).

Tapi itulah kehidupan di Bali, memang lepas dan bebas. Menurut pengamatan aku sih mereka semua pada berpakaian minim bukan karena ingin cari sensasi seperti wanita - wanita penhibur pinggir jalan. Tapi emang mereka bener - bener pengen lepas dan bebas. Lagian semua orang juga cuek aja, seperti aku sendiri "Biasa Aja Lagi!".

Mungkin cuma di Bali yang namanya cewek bisa berdandan sangat sexy tanpa perlu malu (ntar jadi malu - maluin) untuk mengekspresikan sisi WILD THING dirinya. Nah!, jadi buat kalian yang pengen bulan madu di Bali, i think it's a perfect idea! Get Relax, Be Wild!!!!

Tapi buat yang pacaran mesti hati - hati nih jaga diri jangan sampai Get Relax, Be Wild and GET BABY!!!! he..he..he MBA (Married By Accident). Sekedar nasehat buat yang cewek - cewek nih. Kalaupun misalnya kamu itu WILD THING-nya kebablasan sampai akhirnya malah "ngga sengaja" menyerahkan diri tanpa syarat ke pacar-MU, jangan langsung - langsung aja. Tahan selera dulu!! Minta tanda tangan di atas segel! (bawa dari rumah he..he..).!

Orang Medan Di Bali

Ternyata banyak juga ya orang Medan di Bali. Tak sedikit pula yang terbilang "orang sukses". Eit.. tapi jangan minder dulu!! Mereka semua sukses juga berawal dari beberapa kali kagagalan. So.. keep optimis aja ya..! Jadi kalau kalian ketemu dengan mereka dan dinasehatin panjang lebar tentang bagaimana susahnya hidup itu.... dengar dan dengarkanlah.... jangan langsung "bisalah kau..." (kebiasaan orang medan he.he.he).

Nah dibawah ini beberapa orang - orang medan yang bisa kalian temui di Bali. Mereka orang yang ramah - ramah (bukan rajin menjamah) dan suka menolong. Yang mau nambahin silahkan tulis di komentar aja. OK ?

1. Dori Alam Girsang
Bona Gallery (Jl. Teuku Umar Barat/Marlboro No.777, Denpasar - Bali)

2. Baskita Sebiring
(Cempaka Lounge, Terminal Domestik, Airport Ngurah Rai, Bali)

3. John Kaban
(Bonana Cafe, Jl. Kerobokan, Bali)

He..he.. cuma ada 3 yang aku tau, yang lain banyak... :) Ada yang mau menambahkan atau memperkenalkan diri. Di persilahkan

Minggu, 28 Oktober 2007

2 Sebab Kegagalan

"Kegagalan dapat dibagi menjadi dua sebab. Yakni, orang yang berpikir tapi tidak pernah bertindak, dan orang yang bertindak tapi tidak pernah berpikir. (W.A. Nance)"...

Memang ada betulnya kata - kata di atas. Terkadang memang kita terlalu terbuai dalam angan - angan dan impian untuk begitu dan begini. Punya itu dan punya ini. Semua tetek bengek keindahan hidup dan semacamnya. Tapi kita tidak pernah melakukan apapun untuk menggapai mimpi dan harapan - harapan itu.

Terkadang pula kita terlalu sibuk dengan semua aktifitas yang kita sebut sebagai sebuah harapan, namun kita tidak berpikir panjang. Terlalu berani bertindak tanpa memperdulikan problem yang mungkin kita hadapi di depan. Fokus kita hanya pada hasil bukan pada proses.!

Tergantung cara anda menyikapi!

Menghindari Kegagalan

"Kegagalan adalah sesuatu yang bisa kita hindari dengan; tidak mengatakan apa-apa, tidak melakukan apa-apa dan tidak menjadi apa-apa. (Denis Waitley)"

Jika anda melakukan itu. Maka anda tidak akan menjadi manusia yang sebenarnya. Hidup anda belum lengkap tanpa kegagalan. Akan lebih baik jika kegagalan itu datang dari awal dan menjadi guru yang baik, daripada dia datang saat anda sukses dan membuat anda jadi skeptis. (Ian Medan)

Jika Kegagalan Datang

Semua orang pasti akan menyambut datangnya sukses dengan tangan terbuka. Sebaliknya, banyak orang akan berusaha agar tidak mengalami kegagalan. Kenyataannya, sukses dan gagal merupakan ”satu paket” yang tidak bisa dipisahkan. Lalu, mengapa kita harus takut pada kegagalan? Yang perlu kita ketahui adalah apa yang harus kita lakukan ketika kegagalan datang. Simak yang berikut.Jika kita sadar bahwa kegagalan itu merupakan bagian dari sukses dan kegagalan merupakan guru yang terbaik, maka kita tidak akan takut ketika kegagalan datang.

Kegagalan merupakan bagian dari sukses
Di balik manisnya kesuksesan ada setumpuk kegagalan. Seorang bayi, ketika belajar berbicara, harus melewati ”kegagalan” dalam mengucapkan huruf, kata, dan kalimat. Sebelum seorang anak bisa berjalan, bahkan berlari, pasti mengalami jatuh berkali-kali. Kegagalan juga dialami oleh orang dewasa. Tanyakan saja kepada para ilmuwan. Sebelum mereka berhasil mempersembahkan karya ilmiah yang gemilang, mereka banyak mengalami kegagalan (puluhan, bahkan ratusan kegagalan) dalam percobaan dan riset yang mereka lakukan. Sebelum Thomas Alva Edison menemukan bola lampu yang berhasil merevolusi kehidupan manusia, ia melakukan banyak kesalahan dan mengalami ratusan percobaan yang gagal. Bahkan dari ratusan percobaan tersebut, hanya satu yang berhasil membawa sukses: penemuan bola lampu. Demikian juga dengan olahragawan, sebelum mereka berhasil membukukan sukses, mereka juga harus melewati jalan yang sama: kegagalan. Lance Armstrong, pebalap sepeda dunia yang telah berhasil memenangkan berbagai kejuaran dunia balap sepeda, dia juga mengalami banyak kegagalan. Ia harus mengalami jatuh bangun dalam ratusan kali latihan yang ia jalani dalam mempersiapkan diri sebelum ikut suatu pertandingan. Hal yang sama juga dialami oleh para pebisnis sukses. Mereka bahkan memasukkan kegagalan dalam rencana sukses mereka. Kegagalan mereka antisipasi dalam perjalanan meraih sukses, sehingga mereka pun bisa mempersiapkan diri dengan baik untuk melewati jalan yang penuh kesulitan.Ketika jalan itu berhasil mereka lalui, mereka mengambil pelajarannya dan terus melaju meraih yang mereka cita-citakan.

Kegagalan merupakan guru yang terbaik
Banyak memang pelajaran yang kita dapat dari kesuksesan. Tapi, biasanya, pelajaran dari kegagalan akan lebih melekat dan lebih mudah kita ingat. Santi, yang baru saja mengalami kegagalan dalam tahap akhir interviu untuk memperoleh pekerjaan yang diidamkannya, sangat terpukul. Ia menganalisa lagi tiap langkah yang ia lakukan selama interviu. Ternyata, setelah diamati dengan rinci, malam sebelumnya, ia nervous, sehingga ia hanya tidur sekitar dua jam saja, dan tidak tampil prima secara fisik ketika harus diwawancara. Lain lagi dengan Mustafa. Dengan dibekali semangat tinggi, rencana bisnis yang menurutnya sudah sempurna, serta dibekali uang tabungan yang berhasil dikumpulkan selama sepuluh tahun bekerja, ia mencoba memulai usahanya sendiri. Tetapi yang ia lupakan adalah mengantisipasi ”kegagalan” dalam agenda bisnisnya. Akibatnya, ketika enam bulan pertama ia masih harus mengalami kegagalan ia tidak siap, sehingga bisnisnya harus gulung tikar. Setelah mengalami kegagalan yang menyakitkan. Mustafa kembali bangkit menggalang dukungan dan mengumpulkan dana untuk memulai usaha dari awal lagi. Kali ini, belajar dari sakitnya kegagalan yang ia alami, Mustafa memasukkan ”kegagalan” dalam rencana bisnisnya, terutama pada enam bulan sampai satu tahun pertama. Dengan perencanaan yang lebih matang, akhirnya ia berhasil meraih keuntungan.

Belajar dari Kegagalan
Henry Ford, sang kaisar di kerajaan mobil, mengatakan bahwa kegagalan merupakan kesempatan untuk memulai kembali dengan cara yang lebih cerdas. Jadi, ketika kita mengalami kegagalan, janganlah menganggap bahwa kegagalan itu adalah akhir dari perjalanan hidup kita. Tapi dengan adanya kegagalan, kita mempunyai kesempatan untuk memulai kembali dengan lebih bijak.

Melaju dengan kegagalan
Malcolm Forbes, pebisnis sukses, sepertinya juga setuju dengan pernyataan Henry Ford mengenai kegagalan. Forbes bahkan menegaskan bahwa kegagalan adalah kesuksesan jika kita mau belajar dari kegagalan tersebut. Ilustrasi berikut yang didapat penulis dari sebuah email dan juga dikutip oleh Michael Lum Y dalam bukunya No Failure, Only Success Delayed menarik untuk kita simak bersama: Pada suatu hari, seorang petani yang sedang berjalan bersama keledainya, terpaksa menghentikan perjalanannya karena sang keledai jatuh ke dalam sumur. Setelah melihat sumur tua yang sudah tak terpakai, sang petani berpikir bahwa sumur ini sudah tidak ada gunanya. Kemudian ia melihat ke dalam sumur. Di dasar sumur terlihat keledai tuanya yang terjatuh. Karena menganggap bahwa sumur dan keledai tak ada gunanya, lalu sang petani mulai memanggil beberapa teman untuk mengubur keledai dan menutup sumur tua tersebut. Sedikit demi sedikit tanah pun mulai diuruk. Sang keledai merasa sedih karena merasa tidak dihargai oleh tuannya. Tapi ia tidak putus asa. Tanah yang jatuh dipundaknya, digoncangnya, sehingga tanah jatuh ke bawah. Lalu sang keledai naik ke atas tanah tersebut. Demikian seterusnya, sang keledai naik terus. Makin banyak tanah yang dilemparkan, makin dekat sang keledai ke permukaan, sampai akhirnya sampailah keledai ke permukaan sumur dan berhasil loncat ke luar. Menurut Michael Lum, kegagalan adalah tanah urukan yang berkali-kali harus kita pikul. Tetapi, jika kita bisa memanfaatkan kegagalan dengan baik, maka kegagalan bahkan bisa kita jadikan senjata untuk meraih kemenangan.

Belajar dan berubah dengan kegagalan
Kegagalan bukanlah akhir dari segalanya. Kegagalan adalah awal dari suatu perubahan. Dengan kegagalan dalam perekonomian, khususnya di bidang perbankan, Indonesia belajar untuk memperbaiki sistem perekonomian dan perbankan yang ternyata memang sudah bobrok. Beberapa bank mengalami perombakan dan perubahan ke arah perbaikan. Beberapa perusahaan negara dan juga swasta dilebur, direstrukturisasi untuk mengalami perbaikan kinerja. Jepang dan Jerman yang mengalami kekalahan dan kegagalan dalam Perang Dunia yang lalu, belajar dari kepedihan yang mereka alami. Kedua negara ini kemudian melakukan perubahan di semua bidang pembangunan untuk memperbaiki kondisi ekonomi, sosial dan politik yang hancur. Dalam beberapa dekade saja, kedua negara ini berhasil menempatkan diri sebagai negara adidaya yang sukses hampir di semua aspek pembangunan bangsa.

Bangkit dari Kegagalan
Sekarang kita sudah tahu bahwa kegagalan bukanlah hal yang perlu ditakutkan. Bahkan banyak hal positif yang bisa kita petik dari kegagalan. Selanjutnya, yang perlu kita ketahui adalah langkah-langkah apa yang perlu kita ambil jika kita harus mengalami kegagalan. Kesadaran. Langkah pertama yang harus kita lakukan adalah menyadari bahwa kita sedang mengalami kegagalan. Tanpa kesadaran ini, kita tidak bisa berlanjut ke langkah perbaikan berikutnya. Biasanya, banyak tanda-tanda yang menyertai datangnya kegagalan, antara lain, hasil penilaian kinerja yang buruk, masalah dalam komunikasi antardepartemen, arus kas yang terhambat, menurunnya keuntungan, ataupun berkurangnya pelanggan secara drastis dalam kurun waktu tertentu. Evaluasi. Setelah kita sadar bahwa kita telah mengalami kegagalan, langkah selanjutnya adalah mengevaluasi kesalahan apa yang sudah kita lakukan. Evaluasi bisa dilakukan dengan mengurut kembali langkah-langkah yang telah kita lakukan sebelumnya, lalu menganalisa kegagalan yang terjadi. Kegagalan bisa saja terjadi karena faktor internal: keterampilan dan pengetahuan yang kurang, fasilitas dan dukungan yang terbatas, sikap yang negatif, kurang komitmen, atau kurang persiapan. Kesalahan bisa juga datang dari luar: kondisi perekonomian yang memburuk, peraturan dan perundang-undangan baru yang tidak mendukung, atau adanya teknologi baru yang belum kita manfaatkan.Koreksi dan perubahan. Hasil evaluasi kemudian perlu kita olah agar bisa kita gunakan untuk mempelajari dan menentukan tindakan koreksi yang harus dilakukan dan perubahan yang perlu kita ciptakan untuk membantu kita bangkit dari kegagalan. Konsolidasi. Setelah tindakan koreksi dan perubahan kita susun, langkah selanjutnya adalah melakukan konsolidasi. Konsolidasi bisa kita lakukan ke dalam ataupun ke luar, dan dengan berbagai pihak, antara lain: atasan, bawahan, rekan sekerja, pelanggan, supplier, bahkan keluarga dan teman. Konsolidasi ini diperlukan untuk menggalang dukungan, mengumpulkan sumber daya yang diperlukan, serta menyusun strategi sukses. Perencanaan. Setelah konsolidasi dilakukan, perencanaan yang lebih matang pun bisa kita siapkan.

Dalam perencanaan, jangan lupa untuk mengantisipasi kendala, kesalahan, dan kegagalan yang mungkin harus kita alami, atau bahkan yang harus kita ciptakan untuk kita jadikan batu loncatan guna meraih sukses (seperti sang keledai yang menggunakan tanah yang dilemparkan ke pundaknya untuk melangkah maju dan keluar dari mulut sumur). Aksi. Perencanaan yang telah disusun harus segera diimplementasikan. Perencanaan tanpa pelaksanaan tak ada nilai tambahnya. Jadi, setelah semuanya disusun dengan baik, langkah selanjutnya adalah melaksanakannya, yaitu melakukan aksi, setelah itu barulah kita bisa memetik hasilnya.

Soichiro Honda, Thomas Edison, Rupert Murdock, Albert Einstein adalah orang-orang yang meraih sukses di bidang masing-masing melalui berbagai kegagalan. Mereka sudah membuktikan bahwa kegagalan berada dalam satu paket dengan kesuksesan. Mereka juga telah banyak memperoleh manfaat dari serangkaian kegagalan yang mereka alami. Jadi, jika kegagalan datang, kita tidak perlu patah semangat, pastikan bahwa kita memetik manfaat dari kegagalan dan menggunakannya sebagai batu loncatan untuk meraih sukses.

Oleh : Roy Sembel, Direktur MM Finance and Investment, Universitas Bina Nusantara
http://www.sinarharapan.co.id/ekonomi/mandiri/2004/0120/man01.html