Powered By Blogger

Senin, 29 Oktober 2007

Apakah Anda Sudah Mimpi Sukses Hari Ini ?

Walau saat ini kita belum sukses, tapi bukan berarti kita tidak boleh bermimpi jadi orang sukses. Kesuksesan memang tidak akan datang secepat kilat. Semua mesti melewati proses dan tantangan demi tantangan. 7 tahun lalu ketika aku di panggil untuk bekerja sebagai manager perusahaan yang baru didirikan (aku masih kuliah semester akhir), aku yakin aku bisa jadi orang sukses di masa yang akan datang 100%. Tapi ternyata jalan hidup berkata lain!. Sepak terjang sang boss yang grasak grusuk, membuat investor perusahaan lepas tangan dan akhirnya perusahaan itu "terduduk".

Di tengah kepusingan karena masalah itu, aku cuma bisa berdoa agar Tuhan memberi jalan. Akhirnya aku didelegasikan oleh boss untuk berhubungan langsung kepada investor perusahaan untuk menengahi masalah internal perusahaan. Pucuk di cinta Ulam pun tiba, sang investor menunjuk aku untuk mempersiapkan pendirian perusahaan baru dan duduk sebagai salah satu Board of Director tepatnya sebagai Direktur Operasional.

Segala tetek bengek perencanaan kerja telah kupersiapkan dan di setujui, namun ternyata Mr. President Director tetap mempertahankan pola manajemen grasak grusuknya. "Manajemen Open Source" itu istilah yang dipakainya. "Ada - ada saja, tak jera - jera juga boss ini", pikirku dalam hati. Hari demi hari berlalu, perusahaan ku lihat mulai oleng kesana oleng kesini, tak tentu arah yang mau di lalui.

Tak tahan dengan kondisi kerja yang serba tak jelas itu, dan karena aku yakin betul bahwa dalam waktu tak lama lagi perusahaan pasti collaps untuk kedua kalinya (akhirnya benar, perusahaan dijual 7 bulan setelah aku mengundurkan diri). Akupun mengundurkan diri, setelah aku yakin akan dapat posisi baik di sebuah perusahaan Perkebunan BUMN di Medan tempat dimana orang tuaku bekerja. Tapi tak dinyana, penerimaan staff dibatalkan karena kondisi PTPN tersebut yang agak "mampet" karena lahannya banyak di kuasai para demonstran yang mengklaim tanah mereka.

Akhirnya aku menghubungi rekan di UK, setelah negosiasi panjang lebar akhirnya dia setuju untuk investasi di Indonesia walau kecil - kecilan untuk membangun sebuah usaha ISP yang memang ku idam - idamkan dari dulu. Semua planning sudah di susun berikut anggarannya. Tapi .... dana yang telah di sepakati turun seperti keran mampet. Kondisi ini juga membuat semua planning dan budget jadi berantakan. Gedung kantor sudah di sewa, tapi hampir 3 bulan belum juga bisa berjalan karena dananya mampet. Peralatan pun di cicil pembeliannya satu persatu. Akhirnya baru setelah 5 bulanan perusahaan baru bisa beroperasi. Itupun dalam kondisi yang semaput karena dana - dana penunjang tak kunjung di turunkan.

Ternyata si Investor dari UK itu hanya mengulur - ulur waktu untuk menjebak aku. Tujuannya adalah agar aku bekerja gratis (tanpa di bayar) untuk semua proyek - proyek websitenya di sana. Melihat gelagat ini aku pun mulai skeptis. Setelah hampir 2 tahun aku memperjuangkan ISP kecilku dan hampir setiap hari tidak pernah tidur sampai pagi karena harus mengerjakan website milik investor UK itu tanpa di bayar, akhirnya aku sudah tak tahan lagi dan mulai mencari alternatif bisnis yang lain.

Sekitar 1,5 tahun yang lalu, setelah melalui pikir-pikir yang panjang, aku pun memutuskan untuk menerima ajakan mantan Investor perusahaanku yang pertama dulu untuk mendirikan perusahaan di Jepara, Jawa Tengah. Ketertarikan ku untuk bergabung sebenarnya hanya karena ada 2 investor yang akan menanamkan modalnya. Yaitu mantan Investorku dulu dan seorang berkebangsaan Inggris yang memiliki perusahaan mebel di Jepara. Aku merasa peluang untuk jadi sukses akan terbuka lebar kali ini.

Kini sudah 1, 5 tahun berjalan mulai dari perencanaan, persiapan dan pendirian perusahaan, namun operasional perusahaan masih tak tentu arah karena perbedaan persepsi antara kedua investor tersebut. Yang satu maunya begini, yang satu maunya begitu...

Mungkin saat ini aku kembali berada pada posisi "mengambang lagi", kadang aku bepikir untuk menyerah kalah. Apalagi karena 1, 5 tahun ini aku terpisah jauh dari istri dan anak - anakku yang masih balita. Ketika aku menjenguk istriku yang melahirkan anak kedua kami 24 hari lalu, aku sempat merasa sangat berat untuk meninggalkan mereka lagi. Melihat senyum, mendengar tangisan dan manja anak - anakku, rasanya sangat berat.... Tapi akhirnya aku tersadar bahwa ini adalah "jalan" dan harus aku lalui. Apapun yang terjadi nanti inilah pertualanganku yang terakhir, semampuku aku harus perjuangkan agar kali ini bisa berakhir dengan happy ending.

Aku kemasi pakaianku, tak lupa sepasang baju anakku yang baru lahir dan buku cerita dongeng milik anakku yang pertama turut diselipkan istriku dalam tas pakaian yang ku bawa untuk jadi teman ketika aku rindu pada mereka. Walau kali ini aku melangkah dengan sangat berat, aku percaya suatu hari nanti mimpi tentang kesuksesan itu akan jadi nyata....

Jangan berhenti bermimpi sobat, karena dunia masih terus berputar!
Apakah anda sudah mimpi sukses hari ini?
- Ian Medan -

Cewek Sexy Di Bali ? Biasa Aja!


Waktu pertama kali walking around di pantai kuta, terasa kaget juga ngelihatin cewek - cewek bule yang pada berjemur di pinggir pantai. Dengan pakaian - pakain ala tarzan (Bikini) mereka berlari mengejar laju bis kota, ... eh! ombak pantai kuta. Bahkan tak jarang ketemu yang pada bertelanjang dada alias tanpa bra sedang asyik menikmati teriknya matahari. Wah.. wah.. untung pake kacamata item, kalau ngga kan tengsin juga menikmati pemandangan "tak lazim" itu. Makanya kalau jalan ke Bali, jangan lupa bawa Kacamata Hitem Pekat!

Tapi ngga tahu kenapa, kok sepertinya yang namanya "nafsu" rasanya jauuuuuhhhh. Mungkin karena emang suzana eh.. suasana di kuta emang "cuek bebek", jadi yah... Biasa Aja Lagi!.

Nah..., pas malamnya kita jalan juga ngelewatin kuta beach, kali ini suasana sudah sangat beda alias suasana clubing. Wih... cewek - cewek sexy berpakaian mini dan minim berkeliaran disepanjang jalan. Tapi decak kagum itu juga cuma sebentar aja, 5 menit kemudian "Biasa aja lagi!". Yang paling lucu sih cewek - cewek indonesia separuh baya alias omak - omak yang juga ikut - ikutan berpakaian minim ha...ha... kelihatan NORSEK (Norak Sekali!).

Tapi itulah kehidupan di Bali, memang lepas dan bebas. Menurut pengamatan aku sih mereka semua pada berpakaian minim bukan karena ingin cari sensasi seperti wanita - wanita penhibur pinggir jalan. Tapi emang mereka bener - bener pengen lepas dan bebas. Lagian semua orang juga cuek aja, seperti aku sendiri "Biasa Aja Lagi!".

Mungkin cuma di Bali yang namanya cewek bisa berdandan sangat sexy tanpa perlu malu (ntar jadi malu - maluin) untuk mengekspresikan sisi WILD THING dirinya. Nah!, jadi buat kalian yang pengen bulan madu di Bali, i think it's a perfect idea! Get Relax, Be Wild!!!!

Tapi buat yang pacaran mesti hati - hati nih jaga diri jangan sampai Get Relax, Be Wild and GET BABY!!!! he..he..he MBA (Married By Accident). Sekedar nasehat buat yang cewek - cewek nih. Kalaupun misalnya kamu itu WILD THING-nya kebablasan sampai akhirnya malah "ngga sengaja" menyerahkan diri tanpa syarat ke pacar-MU, jangan langsung - langsung aja. Tahan selera dulu!! Minta tanda tangan di atas segel! (bawa dari rumah he..he..).!

Orang Medan Di Bali

Ternyata banyak juga ya orang Medan di Bali. Tak sedikit pula yang terbilang "orang sukses". Eit.. tapi jangan minder dulu!! Mereka semua sukses juga berawal dari beberapa kali kagagalan. So.. keep optimis aja ya..! Jadi kalau kalian ketemu dengan mereka dan dinasehatin panjang lebar tentang bagaimana susahnya hidup itu.... dengar dan dengarkanlah.... jangan langsung "bisalah kau..." (kebiasaan orang medan he.he.he).

Nah dibawah ini beberapa orang - orang medan yang bisa kalian temui di Bali. Mereka orang yang ramah - ramah (bukan rajin menjamah) dan suka menolong. Yang mau nambahin silahkan tulis di komentar aja. OK ?

1. Dori Alam Girsang
Bona Gallery (Jl. Teuku Umar Barat/Marlboro No.777, Denpasar - Bali)

2. Baskita Sebiring
(Cempaka Lounge, Terminal Domestik, Airport Ngurah Rai, Bali)

3. John Kaban
(Bonana Cafe, Jl. Kerobokan, Bali)

He..he.. cuma ada 3 yang aku tau, yang lain banyak... :) Ada yang mau menambahkan atau memperkenalkan diri. Di persilahkan

Minggu, 28 Oktober 2007

2 Sebab Kegagalan

"Kegagalan dapat dibagi menjadi dua sebab. Yakni, orang yang berpikir tapi tidak pernah bertindak, dan orang yang bertindak tapi tidak pernah berpikir. (W.A. Nance)"...

Memang ada betulnya kata - kata di atas. Terkadang memang kita terlalu terbuai dalam angan - angan dan impian untuk begitu dan begini. Punya itu dan punya ini. Semua tetek bengek keindahan hidup dan semacamnya. Tapi kita tidak pernah melakukan apapun untuk menggapai mimpi dan harapan - harapan itu.

Terkadang pula kita terlalu sibuk dengan semua aktifitas yang kita sebut sebagai sebuah harapan, namun kita tidak berpikir panjang. Terlalu berani bertindak tanpa memperdulikan problem yang mungkin kita hadapi di depan. Fokus kita hanya pada hasil bukan pada proses.!

Tergantung cara anda menyikapi!

Menghindari Kegagalan

"Kegagalan adalah sesuatu yang bisa kita hindari dengan; tidak mengatakan apa-apa, tidak melakukan apa-apa dan tidak menjadi apa-apa. (Denis Waitley)"

Jika anda melakukan itu. Maka anda tidak akan menjadi manusia yang sebenarnya. Hidup anda belum lengkap tanpa kegagalan. Akan lebih baik jika kegagalan itu datang dari awal dan menjadi guru yang baik, daripada dia datang saat anda sukses dan membuat anda jadi skeptis. (Ian Medan)

Jika Kegagalan Datang

Semua orang pasti akan menyambut datangnya sukses dengan tangan terbuka. Sebaliknya, banyak orang akan berusaha agar tidak mengalami kegagalan. Kenyataannya, sukses dan gagal merupakan ”satu paket” yang tidak bisa dipisahkan. Lalu, mengapa kita harus takut pada kegagalan? Yang perlu kita ketahui adalah apa yang harus kita lakukan ketika kegagalan datang. Simak yang berikut.Jika kita sadar bahwa kegagalan itu merupakan bagian dari sukses dan kegagalan merupakan guru yang terbaik, maka kita tidak akan takut ketika kegagalan datang.

Kegagalan merupakan bagian dari sukses
Di balik manisnya kesuksesan ada setumpuk kegagalan. Seorang bayi, ketika belajar berbicara, harus melewati ”kegagalan” dalam mengucapkan huruf, kata, dan kalimat. Sebelum seorang anak bisa berjalan, bahkan berlari, pasti mengalami jatuh berkali-kali. Kegagalan juga dialami oleh orang dewasa. Tanyakan saja kepada para ilmuwan. Sebelum mereka berhasil mempersembahkan karya ilmiah yang gemilang, mereka banyak mengalami kegagalan (puluhan, bahkan ratusan kegagalan) dalam percobaan dan riset yang mereka lakukan. Sebelum Thomas Alva Edison menemukan bola lampu yang berhasil merevolusi kehidupan manusia, ia melakukan banyak kesalahan dan mengalami ratusan percobaan yang gagal. Bahkan dari ratusan percobaan tersebut, hanya satu yang berhasil membawa sukses: penemuan bola lampu. Demikian juga dengan olahragawan, sebelum mereka berhasil membukukan sukses, mereka juga harus melewati jalan yang sama: kegagalan. Lance Armstrong, pebalap sepeda dunia yang telah berhasil memenangkan berbagai kejuaran dunia balap sepeda, dia juga mengalami banyak kegagalan. Ia harus mengalami jatuh bangun dalam ratusan kali latihan yang ia jalani dalam mempersiapkan diri sebelum ikut suatu pertandingan. Hal yang sama juga dialami oleh para pebisnis sukses. Mereka bahkan memasukkan kegagalan dalam rencana sukses mereka. Kegagalan mereka antisipasi dalam perjalanan meraih sukses, sehingga mereka pun bisa mempersiapkan diri dengan baik untuk melewati jalan yang penuh kesulitan.Ketika jalan itu berhasil mereka lalui, mereka mengambil pelajarannya dan terus melaju meraih yang mereka cita-citakan.

Kegagalan merupakan guru yang terbaik
Banyak memang pelajaran yang kita dapat dari kesuksesan. Tapi, biasanya, pelajaran dari kegagalan akan lebih melekat dan lebih mudah kita ingat. Santi, yang baru saja mengalami kegagalan dalam tahap akhir interviu untuk memperoleh pekerjaan yang diidamkannya, sangat terpukul. Ia menganalisa lagi tiap langkah yang ia lakukan selama interviu. Ternyata, setelah diamati dengan rinci, malam sebelumnya, ia nervous, sehingga ia hanya tidur sekitar dua jam saja, dan tidak tampil prima secara fisik ketika harus diwawancara. Lain lagi dengan Mustafa. Dengan dibekali semangat tinggi, rencana bisnis yang menurutnya sudah sempurna, serta dibekali uang tabungan yang berhasil dikumpulkan selama sepuluh tahun bekerja, ia mencoba memulai usahanya sendiri. Tetapi yang ia lupakan adalah mengantisipasi ”kegagalan” dalam agenda bisnisnya. Akibatnya, ketika enam bulan pertama ia masih harus mengalami kegagalan ia tidak siap, sehingga bisnisnya harus gulung tikar. Setelah mengalami kegagalan yang menyakitkan. Mustafa kembali bangkit menggalang dukungan dan mengumpulkan dana untuk memulai usaha dari awal lagi. Kali ini, belajar dari sakitnya kegagalan yang ia alami, Mustafa memasukkan ”kegagalan” dalam rencana bisnisnya, terutama pada enam bulan sampai satu tahun pertama. Dengan perencanaan yang lebih matang, akhirnya ia berhasil meraih keuntungan.

Belajar dari Kegagalan
Henry Ford, sang kaisar di kerajaan mobil, mengatakan bahwa kegagalan merupakan kesempatan untuk memulai kembali dengan cara yang lebih cerdas. Jadi, ketika kita mengalami kegagalan, janganlah menganggap bahwa kegagalan itu adalah akhir dari perjalanan hidup kita. Tapi dengan adanya kegagalan, kita mempunyai kesempatan untuk memulai kembali dengan lebih bijak.

Melaju dengan kegagalan
Malcolm Forbes, pebisnis sukses, sepertinya juga setuju dengan pernyataan Henry Ford mengenai kegagalan. Forbes bahkan menegaskan bahwa kegagalan adalah kesuksesan jika kita mau belajar dari kegagalan tersebut. Ilustrasi berikut yang didapat penulis dari sebuah email dan juga dikutip oleh Michael Lum Y dalam bukunya No Failure, Only Success Delayed menarik untuk kita simak bersama: Pada suatu hari, seorang petani yang sedang berjalan bersama keledainya, terpaksa menghentikan perjalanannya karena sang keledai jatuh ke dalam sumur. Setelah melihat sumur tua yang sudah tak terpakai, sang petani berpikir bahwa sumur ini sudah tidak ada gunanya. Kemudian ia melihat ke dalam sumur. Di dasar sumur terlihat keledai tuanya yang terjatuh. Karena menganggap bahwa sumur dan keledai tak ada gunanya, lalu sang petani mulai memanggil beberapa teman untuk mengubur keledai dan menutup sumur tua tersebut. Sedikit demi sedikit tanah pun mulai diuruk. Sang keledai merasa sedih karena merasa tidak dihargai oleh tuannya. Tapi ia tidak putus asa. Tanah yang jatuh dipundaknya, digoncangnya, sehingga tanah jatuh ke bawah. Lalu sang keledai naik ke atas tanah tersebut. Demikian seterusnya, sang keledai naik terus. Makin banyak tanah yang dilemparkan, makin dekat sang keledai ke permukaan, sampai akhirnya sampailah keledai ke permukaan sumur dan berhasil loncat ke luar. Menurut Michael Lum, kegagalan adalah tanah urukan yang berkali-kali harus kita pikul. Tetapi, jika kita bisa memanfaatkan kegagalan dengan baik, maka kegagalan bahkan bisa kita jadikan senjata untuk meraih kemenangan.

Belajar dan berubah dengan kegagalan
Kegagalan bukanlah akhir dari segalanya. Kegagalan adalah awal dari suatu perubahan. Dengan kegagalan dalam perekonomian, khususnya di bidang perbankan, Indonesia belajar untuk memperbaiki sistem perekonomian dan perbankan yang ternyata memang sudah bobrok. Beberapa bank mengalami perombakan dan perubahan ke arah perbaikan. Beberapa perusahaan negara dan juga swasta dilebur, direstrukturisasi untuk mengalami perbaikan kinerja. Jepang dan Jerman yang mengalami kekalahan dan kegagalan dalam Perang Dunia yang lalu, belajar dari kepedihan yang mereka alami. Kedua negara ini kemudian melakukan perubahan di semua bidang pembangunan untuk memperbaiki kondisi ekonomi, sosial dan politik yang hancur. Dalam beberapa dekade saja, kedua negara ini berhasil menempatkan diri sebagai negara adidaya yang sukses hampir di semua aspek pembangunan bangsa.

Bangkit dari Kegagalan
Sekarang kita sudah tahu bahwa kegagalan bukanlah hal yang perlu ditakutkan. Bahkan banyak hal positif yang bisa kita petik dari kegagalan. Selanjutnya, yang perlu kita ketahui adalah langkah-langkah apa yang perlu kita ambil jika kita harus mengalami kegagalan. Kesadaran. Langkah pertama yang harus kita lakukan adalah menyadari bahwa kita sedang mengalami kegagalan. Tanpa kesadaran ini, kita tidak bisa berlanjut ke langkah perbaikan berikutnya. Biasanya, banyak tanda-tanda yang menyertai datangnya kegagalan, antara lain, hasil penilaian kinerja yang buruk, masalah dalam komunikasi antardepartemen, arus kas yang terhambat, menurunnya keuntungan, ataupun berkurangnya pelanggan secara drastis dalam kurun waktu tertentu. Evaluasi. Setelah kita sadar bahwa kita telah mengalami kegagalan, langkah selanjutnya adalah mengevaluasi kesalahan apa yang sudah kita lakukan. Evaluasi bisa dilakukan dengan mengurut kembali langkah-langkah yang telah kita lakukan sebelumnya, lalu menganalisa kegagalan yang terjadi. Kegagalan bisa saja terjadi karena faktor internal: keterampilan dan pengetahuan yang kurang, fasilitas dan dukungan yang terbatas, sikap yang negatif, kurang komitmen, atau kurang persiapan. Kesalahan bisa juga datang dari luar: kondisi perekonomian yang memburuk, peraturan dan perundang-undangan baru yang tidak mendukung, atau adanya teknologi baru yang belum kita manfaatkan.Koreksi dan perubahan. Hasil evaluasi kemudian perlu kita olah agar bisa kita gunakan untuk mempelajari dan menentukan tindakan koreksi yang harus dilakukan dan perubahan yang perlu kita ciptakan untuk membantu kita bangkit dari kegagalan. Konsolidasi. Setelah tindakan koreksi dan perubahan kita susun, langkah selanjutnya adalah melakukan konsolidasi. Konsolidasi bisa kita lakukan ke dalam ataupun ke luar, dan dengan berbagai pihak, antara lain: atasan, bawahan, rekan sekerja, pelanggan, supplier, bahkan keluarga dan teman. Konsolidasi ini diperlukan untuk menggalang dukungan, mengumpulkan sumber daya yang diperlukan, serta menyusun strategi sukses. Perencanaan. Setelah konsolidasi dilakukan, perencanaan yang lebih matang pun bisa kita siapkan.

Dalam perencanaan, jangan lupa untuk mengantisipasi kendala, kesalahan, dan kegagalan yang mungkin harus kita alami, atau bahkan yang harus kita ciptakan untuk kita jadikan batu loncatan guna meraih sukses (seperti sang keledai yang menggunakan tanah yang dilemparkan ke pundaknya untuk melangkah maju dan keluar dari mulut sumur). Aksi. Perencanaan yang telah disusun harus segera diimplementasikan. Perencanaan tanpa pelaksanaan tak ada nilai tambahnya. Jadi, setelah semuanya disusun dengan baik, langkah selanjutnya adalah melaksanakannya, yaitu melakukan aksi, setelah itu barulah kita bisa memetik hasilnya.

Soichiro Honda, Thomas Edison, Rupert Murdock, Albert Einstein adalah orang-orang yang meraih sukses di bidang masing-masing melalui berbagai kegagalan. Mereka sudah membuktikan bahwa kegagalan berada dalam satu paket dengan kesuksesan. Mereka juga telah banyak memperoleh manfaat dari serangkaian kegagalan yang mereka alami. Jadi, jika kegagalan datang, kita tidak perlu patah semangat, pastikan bahwa kita memetik manfaat dari kegagalan dan menggunakannya sebagai batu loncatan untuk meraih sukses.

Oleh : Roy Sembel, Direktur MM Finance and Investment, Universitas Bina Nusantara
http://www.sinarharapan.co.id/ekonomi/mandiri/2004/0120/man01.html

Kegagalan Adalah Keberhasilan

Semua orang pasti pernah mengalami kegagalan. Baik itu kegagalan di dalam perdagangan, kegagalan dalam pernikahan, kegagalan dalam kuliah, kegagalan dalam pekerjaan dan lain sebagainya. Bahkan orang-orang besar yang terlihat bergelimang kesuksesan sekalipun pasti pernah mengalami kegagalan di dalam hidup mereka.Douglas McArthur mengatakan, ”There is no security in this earth, there is only opportunity”. Dari perkataan ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada sesuatu hal yang pasti akan terjadi di dunia ini. Tidak ada jaminan bahwa pekerjaan kita akan sukses. Tidak ada jaminan bahwa mobil kita tidak akan mogok ketika akan digunakan besok. Tidak ada jaminan bahwa sakit yang kita alami akan segera sembuh. Bahkan tidak ada satu orang pun yang dapat menjamin bahwa umur mereka akan lebih dari 1 jam lagi.

Thomas Alfa Edison, seorang penemu besar yang telah mematenkan ribuan jenis hasil temuannya juga sering mengalami kegagalan. Pada saat Edison mencoba untuk menemukan lampu pijar, ia mengalami ribuan kali kegagalan dalam mencari bahan dasar kawat pijar yang dapat digunakan. Tetapi kegagalan-kegagalan ini tidak memupuskan semangatnya untuk terus mencoba meraih apa yang ia harapkan.Oleh karena itu, kita hanya dapat memanfaatkan peluang-peluang yang tersebar luas di dunia ini. Apa pun peluang yang ingin kita ambil, kita harus dapat memanfaatkan peluang tersebut dengan maksimal. Janganlah kita menyia-nyiakan kesempatan yang telah kita pilih untuk dilaksanakan.Tetapi ada beberapa kesempatan yang hanya datang sekali menghampiri kita. Seperti kesempatan untuk membesarkan dan mendidik anak dengan baik. Dalam menghadapi kesempatan semacam ini, kita haruslah bertindak maksimal dengan penuh perhitungan. Karena apabila kita gagal dalam menjalaninya, maka kita tidak akan pernah dapat memperbaiki kegagalan tersebut. Kegagalan seperti inilah yang akan membuahkan penyesalan diri berlarut-larut, karena tidak ada jalan keluar untuk memperbaiki kegagalan yang telah kita perbuat. Sehingga kegagalan ini akan terus menghantui hidup kita dan kita akan terus merasakan dampak dari kegagalan ini.

Penyebab KegagalanJika kita menelusuri penyebab kegagalan, maka kita dapat menggolongkan penyebab tersebut dalam dua golongan besar, yakni kegagalan karena faktor internal dan kegagalan karena faktor eksternal.Kegagalan karena faktor internal adalah kegagalan yang berasal dari dalam diri kita sendiri. Banyak hal yang dapat menjadi penyebab kegagalan ini, seperti kurang perhitungan pada saat awal melangkah, kurang hati-hati dalam melakukan sesuatu, atau karena menganggap remeh suatu pekerjaan tertentu. Tetapi penyebab internal yang paling sering terjadi adalah rasa takut untuk mencoba atau memulai sesuatu kesempatan. Dengan menghindari peluang atau kesempatan bukan berarti kita telah terlepas dari kemungkinan kegagalan yang mungkin kita hadapi, akan tetapi kita justru telah menetapkan kegagalan tersebut sebagai pilihan kita.Kegagalan internal ini akan mengakibatkan seseorang mengalami penyesalan dan kekecewaan mendalam. Seseorang yang gagal dan mengetahui bahwa kegagalan yang ia alami adalah buah dari kelalaian dirinya sendiri, akan merasa sangat menyesal atas kegagalan yang ia hadapi. Sementara kegagalan yang diakibatkan oleh faktor-faktor luar, misalnya gangguan orang lain, kemampuan orang lain yang lebih baik dari kemampuan kita, kecurangan orang lain, atau nasib yang telah ditetapkan oleh Tuhan kepada kita. Biasanya seseorang akan lebih mampu menghadapi kegagalan eksternal ini. Karena dengan introspeksi dan berjiwa besar maka kita akan dapat menghadapi kekecewaan yang ada.Sedikit saya berikan penjelasan di sini mengenai ”nasib gagal” yang diberikan Tuhan kepada kita. Mungkin banyak orang yang berpikir mengapa Tuhan ”menghukum” seseorang untuk mengalami kegagalan. Padahal orang tersebut telah melaksanakan kesempatannya dengan maksimal, tetapi masih tetap mengalami kegagalan di akhir usahanya. Terkadang manusia tidak tahu mengenai dampak yang akan ia dapatkan dari suatu kesuksesan yang akan ia peroleh. Padahal bisa jadi kesuksesan itu akan berakibat buruk bagi dirinya. Misalnya akan merusak rumah tangganya, atau akan mengganggu kesehatannya. Sehingga Tuhan memberikan kegagalan sebagai hasil terbaik untuk diri manusia tersebut.Kunci utama dalam menghadapi kegagalan adalah berjiwa besar. Seseorang haruslah berjiwa besar dalam menghadapi kegagalan internal ataupun eksternal. Khususnya kegagalan internal, seseorang haruslah berani untuk mengakui kesalahan atau kelalaian yang telah ia perbuat. Tetapi kebanyakan orang biasanya lebih senang untuk mencari alasan atau kambing hitam atas kegagalan yang ia hadapi, sehingga orang seperti ini tidak akan pernah bisa belajar dari kegagalan yang ia alami.Selain berjiwa besar, seseorang juga memiliki suatu kemampuan untuk menghadapi permasalahan atau kegagalan yang ia alami. Kemampuan ini lebih dikenal sebagai Adversity Quotient (AQ). Memang AQ ini lebih banyak berkembang di masa kecil seseorang, di masa orang tua sangat berperan dalam hal memupuk dan mengembangkan kemampuan AQ anak. Tetapi bukan berarti seseorang yang memiliki kemampuan AQ yang kurang baik tidak akan dapat menghadapi kegagalan yang ia alami.

Ada beberapa hal yang dapat membantu seseorang untuk tegar dalam menghadapi kegagalan yang ia alami sekaligus meningkatkan kemampuan AQ yang ia miliki.Berikut ini adalah beberapa langkah sederhana yang dapat kita lakukan pada saat kita menghadapi kegagalan:

1. Pasrah kepada Tuhan”Segala hasil dari perbuatan, tindakan dan usaha yang kita lakukan, adalah merupakan Hak dan Wewenang Tuhan untuk menentukannya. Kita sebagai manusia hanya bisa berusaha semaksimal mungkin.” Jika kita dapat memahami dan mengamalkan kalimat di atas, maka kita akan lebih mudah dalam menghadapi suatu kegagalan. Kemampuan seseorang untuk berserah diri kepada nasib ini juga akan sangat membantu dalam menanggulangi efek buruk yang mungkin timbul akibat kegagalan.Suatu kegagalan yang tidak dapat dilalui dengan baik akan membekas di dalam pikiran bawah sadar seseorang. Pikiran bawah sadar mempunyai kemampuan menimbang-nimbang setiap masukan informasi dari pikiran sadar, kemudian dicocokkan dengan arsip yang ada pada pikiran bawah sadar yang ada hubungannya dengan kejadian yang sama di masa lalu. Jika tanggapan pikiran bawah sadar adalah negatif, maka pikiran bawah sadar akan mengirimkan reaksi negatif kepada pikiran sadar, dan selanjutnya pikiran sadar tanpa dapat dikontrol akan melakukan reaksi emosional, berupa marah, benci, takut, iri, kikir, sedih, dan lain-lain. Apabila seseorang dapat melepaskan atau release kegagalan yang ia alami kepada nasib Tuhan, maka pikiran bawah sadar orang tersebut tidak akan menyimpannya sebagai sesuatu yang negatif.

2. Ambil Hikmah”Pengalaman adalah guru terbaik. Baik itu kegagalan ataupun kesuksesan.” Hal ini mengandung arti bahwa dari semua kegagalan yang kita hadapi, kita harus tetap berpikiran positif, dan harus dapat mengambil pelajaran dari kegagalan tersebut. Kita harus sadar bahwa risiko dari semua tindakan yang kita lakukan adalah sukses atau gagal.Walaupun banyak pelajaran yang dapat diambil dari tiap kegagalan. Tetapi justru banyak orang yang tidak mau mengembalikan kegagalan yang ia alami ke diri mereka sendiri. Mereka justru mengalihkan atau mengambinghitamkan kegagalan tersebut kepada orang lain. Hal inilah yang harus dapat kita hindari. Karena jika tetap mengambinghitamkan kegagalan kepada orang lain, kita tidak akan pernah dapat mengambil pelajaran dari kegagalan tersebut.

3. Istirahat Tiap kegagalan tentu akan memancing emosi seseorang. Seperti marah, sedih, iri dan lain sebagainya. Tentu saja efek emosional ini akan mengganggu aktivitas yang akan kita lakukan. Oleh sebab itu ada baiknya apabila kita mengambil istirahat sejenak ketika mengalami kegagalan. Istirahat ini akan memberikan waktu pada diri kita untuk dapat menghindari efek emosional yang mungkin timbul. Panjang waktu istirahat yang dibutuhkan tergantung pada intensitas beban dari kegagalan yang kita hadapi. Untuk kegagalan ringan, mungkin kita hanya cukup untuk berwudu dan melakukan sholat (bagi orang Muslim). Tetapi jika sebuah kegagalan besar, mungkin istirahat yang dibutuhkan berupa liburan dan rekreasi.

4. Bertanya dan EvaluasiApabila pikiran kita telah kembali jernih, maka kita harus dapat mengidentifikasi penyebab dari kegagalan yang kita alami. Banyak cara yang dapat kita lakukan, dapat dengan merenung sendiri, atau bertanya kepada teman, orang tua, guru, atau bahkan kepada rival kita.Setelah kita tahu apa penyebab dari kegagalan yang didapi, maka kita dapat menyusun sebuah peta kekuatan baru mengenai kelemahan dan kekuatan yang dimiliki, guna memulai sebuah kesempatan baru.

5. Memulai kegiatan baruMemulai suatu kegiatan baru, merupakan salah satu solusi agar seseorang tidak larut di dalam kegagalan. Pada saat memulai suatu kesempatan baru, kita haruslah benar-benar siap untuk melakukan hal-hal terbaik yang dapat dilakukan. Tetapi kita juga harus menyadari dari awal, seluruh kegiatan yang kita mulai dapat berakhir pada kesuksesan ataupun kegagalan.Dan janganlah lupa untuk menggunakan peta kekuatan baru yang kita miliki. Ada dua kesempatan yang dapat kita lakukan. Pertama adalah tujuan baru dengan cara lama atau tujuan lama dengan cara baru. Kedua, tujuan baru dengan cara yang baru.

Dikutip dari tulisan : M. RUDITO WIDAGDO
http://www.sinarharapan.co.id/ekonomi/mandiri/2003/0318/man01.html

Bekerja Di antara 2 Boss

Saat ini aku dipercaya untuk mengelola sebuah Perseroan (PT) yang sahamnya dimiliki oleh 2 orang (50:50). Yang satu orang lokal, dan yang satu seorang Foreigner (Expatriat). Dengan komposisi saham ini, tentu mereka berdua memiliki hak dan kekuatan yang sama. Masing - masing boss aku ini memiliki karakter yang berbeda. Bukan itu saja, mereka juga memiliki pandangan yang berbeda tentang bagaimana perseroan harus dijalankan. Yang satu maunya bisnis dijalankan dengan modal yang sekecil - kecilnya untuk dapat laba yang sebesar - besarnya (Local Investor), sementara yang satu inginnya langsung - langsung aja alias jangan tanggung - tanggung (Foreigner Investor).

Mereka berdua sebenarnya tidak ada yang salah. Secara prinsip ekonomi pandangan Local Investor saya benar bahwa sebuah usaha harus dirintis dari bawah sambil melihat kondisi di lapangan. Kalau pasar sudah jelas, terserah kalau mau jor-joran. Tapi pandangan Foreigner Investor aku juga benar. Menurutnya, di tengah tingginya tingkat persaingan saat ini untuk semua sektor bisnis, kita tidak bisa lagi bisa bermain ala grilya. Time is Money itu prinsipnya.

Semakin kecil modal yang ditanamkan, tentu semakin kecil ruang gerak perusahaan dan semakin kecil harapan untuk bisa bermain di kelas berat yang tentunya menjanjikan keuntungan yang kelas berat pula. Degan kecilnya ruang gerak perusahaan, tentu konsekuensi logisnya butuh waktu lama buat perusahaan untuk bisa menancapkan taringnya di antara para kompetitor.

Jika modal yang ditanamkan besar, maka ruang gerak perusahaan juga semakin luas. Dalam artian bahwa perusahaan dengan kekuatan finansialnya akan sanggup untuk menembus lebih banyak "promotional hole" alias celah - celah promosi. Dengan masuknya perusahaan ke berbagai celah promosi tersebut, maka semakin besar market share yang bisa dikuasai perusahaan. Contoh simplenya bisa dibuat begini :

"Kalau modal kita cuma 100 juta. Maka kalau budget promosinya cuma 20% dari modal. Yah tentu kemampuan promosi kita juga cuma koran lokal. Sementara kalau modal kita 500 juta dan budget promosinya 20%, tentunya kemampuan promosi kita juga bakalan menembus koran dengan distribusi nasional."

Nah... kalau sudah begini, apa yang harus dilakukan seorang pengelola seperti aku?

Sederhana saja sebenarnya. Aku cuma perlu melakukan yang namanya "Subsidi Silang" anggaran. Maksudnya begini : Walau anggaran promosi misalkan cuma 20%, sedapat mungkin hemat anggaran yang lain untuk tahap awal. Bila perlu, ambil keputusan -berani tarung- alias tanggung jawab atas konsekwensinya. Prioritaskan budget yang ada untuk mendongkrak anggarna promosi sebesar - besarnya. Kalau bisa cari "promotional hole" alternatif yang safety di sisi cost tapi efective disisi distribusi. Begitu "market opprotunity" terbuka, langsung di genjot walau untungnya cuma bisa menutupi budget lain yang terpakai itu. Setidaknya sekecil apapun laba yang mungkin diperoleh pada tahap ini, harus diambil!. Tujuan utamnya tentulah memperkuat branding dan customer relationship and satisfaction dulu.

Dengan cara ini pasar akan segera terbuka lebar bagi perusahaan, brand image dan market position kita sudah terbentuk. Selanjutnya tinggal melakukan metode "re-faund". Jadi semua dana anggaran lain yang sempat terpakai untuk mendongkrak anggaran promosi harus di re-faund (dikembalikan) ke posisinya masing - masing. Pada tahap ini, maka perusahaan sudah berada pasa kondisi "Ready to go". Bahan bakar (anggaran) sudah pada posisinya kembali, market orientation sudah terbentuk, dan market position juga sudah jauh di depan start. Selanjutnya perusahaan tinggal memanfaatkan budget promosi yang ada untuk membentuk Marketing Network melakukan fase lanjutan yaitu memperluas market share.

- ian medan -

Sewa Kamar Murah Di Bali


Iseng - iseng, aku coba googling untuk mencari tempat nginep yang murah di bali. Rencananya aku pengen ajak keluarga liburan panjang di Bali awal 2008. Aku pengen istriku dan anak - anakku menikmati indahnya Bali bersama aku yang udah dua kali dalam waktu lama di Bali. Emang sih terasa banget buat seorang suami dan bapak seperti aku, bahwa keindahan pulau Dewata ini tidak ada apa - apanya kalau dinikmati sendiri tanpa kehadiran keluarga tercinta.

Setiap kali aku duduk menikmati keindahan Bali. Gumaman yang terbisik dibibirku tetap sama : "Andai keluargaku ada di sini !?!?". Maklumlah aku hampir sudah 2 tahun selalu meninggalkan anak dan istriku di Medan untuk waktu yang cukup lama, kadang sampai 3 bulanan. Yah... mengais rejeki recehan lah untuk meneruskan kehidupan yang sudah hampir tamat ini.

Nah.. setelah googling sana - sini tidak nemu. Yah semua rate paling murah di atas 300 ribuan /malam untuk family suite. Wah.. kalau seminggu bisa sampai Rp. 2 jutaan dong. Nah iseng - iseng aku masukin keyword "kos - kosan di bali". Singkat cerita nemu dah satu tempat kos - kosan yang ekslusif namanya sayang residence .

Tarifnya OK banget :
- Harian Rp. 175.000++
- Mingguan Rp. 600.000++
- Bulanan Rp. 1.500.000++

Fasilitasnya ngga beda sama hotel kelas bintang 3. Bedanya cuma ngga ada room service aja. Selebihnya yah OK banget. Buat anda - anda yang tertarik dengan tempat ini silahkan hubungi alamat berikut :

Jl. Pulau Sayang 24
Denpasar 80113, Bali
Indonesia

HP : 08553775533
Tel : 03618422441
Fax: 0361282601

Kesuksesan Bisnis Yang Semu

Banyak orang berpikir bahwa kesuksesan menjalankan bisnis dihitung dari berapa besar laba yang telah dicetaknya. Semakin panjang digit laba yang dihasilkan maka semakin sukseslah dia. Pandangan ini tidak salah namun tidak pula sepenuhnya benar. Tapi kita harus berhati - hati dengan cara pandang ini. Bisa jadi kita akan terjebak pada kesuksesan yang semu,

Saya punya seorang rekan yang cukup sukses. Dari sisi angka matematis saya berani katakan dia sangat sukses. Tapi mari kita simak sedikit story dibalik ini.

Beliau memiliki jumlah karyawan yang cukup lumayan banyak sekitar 100 -an orang lebih, Struktur organisasi perusahaannya adalah -BIG BOSS DECIDE EVERYTHING-. Atau dengan kata lain tidak ada pendelegasian wewenang. Semua harus menunggu keputusan darinya. Gaji yang diberikan dalam kondisi ini tentulah "Gaji Pas - Pasan". Anak buah tinggal wait and see, dan wait for salary tentunya!. Semua potensi staff tidak tergali maksimal karena masing - masing menahan diri dalam hal unjuk kebolehan kepada atasan. Bahkan seorang staff pernah guyon : "Dimana - mana anak buah pasti pengen deket sama boss, lah di sini malah beda, semuanya pada malas deket sama boss. Soalnya bakalan nambah kerjaan tanpa ada penambahan penghasilan."

Kesibukan para staff kebanyakan dihabiskan untuk mencari sampingan pada saat jam kerja (curi - curi waktu). Begitu ada peluang lain diluar yang lebih baik, mereka akan buru - buru mengajukan pengunduran diri dengan berbagai alasan mau kuliah lagi lah, mau inilah, dsb. Akhirnya si Boss lagi - lagi harus mencari karyawan baru. Training lagi, keluar lagi, dst. Kalaupun ada yang bertahan lama, cuma karena belum berani ambil resiko untuk coba kerja di tempat lain.

Dari cerita singkat di atas anda tentu bisa mengambil kesimpulan sendiri. Kesuksesan ini adalah semu. Mungkin selama dia masih bisa mengelola bisnisnya, selama itu perusahaan itu akan terus jalan dan mencetak laba. Bagaimana kalau dia berhalangan dalam waktu yang cukup lama? katakanlah dia terkena stroke? Apa yang akan terjadi dengan anak buahnya yang selama ini sangat bergantung pada keputusan boss untuk semua hal besar sampai sepele?

Tentu yang terjadi adalah Vacuum... Wait and see, and wait for the salary.
Mau perusahaan akhirnya bangkrut. Emang gue pikirin!

Oleh karena itu, kita harus sedini mungkin menerapkan sistem delegasi tugas, wewenang dan tanggung jawab pada perusahaan kita. Berikan kesempatan bagi staff anda untuk menggunakan otaknya untuk berpikir. Beri kesempatan kepada mereka untuk memecahkan sendiri setiap kasus yang mungkin di hadapi perusahaan. Beri motifasi dan arahan. Jika memang sudah berada pada suatu keadaan dimana memang harus BIG BOSS DECIDE, barulah anda turun tangan.

Sehingga jalannya perusahaan tidak lagi dibawah satu orang (one man show), tapi memang sebuah TEAM WORK yang handal. Jadi walaupun anda mungkin harus tidak hadir untuk waktu yang cukup lama misalkan tour ke eropa bersama keluarga selama 1 bulan. Bisnis anda akan tetap berjalan baik tanpa perlu anda awasi 24 jam setiap hari :)

Nikmati jerih payah anda bersama keluarga. Biarkan anak buah anda bekerja untuk anda. Tapi ingatlah bahwa anda juga harus berani membayar extra untuk setiap prestasi kerja mereka. Dengan begitu para staff dan karyawan anda akan bekerja mati-matian sampai titik darah penghabisan untuk anda. Inilah yang kita sebut sebagai LOYALITAS.!

Pada saat itulah mereka akan berpikir bahwa keberhasilan perusahaan adalah untuk mereka juga. Dan anda bisa lebih memiliki waktu untuk sosial life bersama keluarga dan mitra - mitra anda untuk memperbesar bisnis anda di masa yang akan datang.

Orang bijak pernah berkata :
"Jadilah pemimpin yang mau memberi. Karena pasti anda akan menerima lebih banyak dari yang anda pernah bayangkan".

Sabtu, 27 Oktober 2007

Selamat Ulang Tahun Sayang

Istriku,
Seorang wanita yang gigih dalam hidup. Sangat mencintai aku sebagai suaminya dan sangat mengasihi anak - anakku. Seorang gadis yang 4 tahun lalu aku nikahi dengan segala kekuranganku. Dia telah menghadiahkan 2 orang putri yang cantik dan pintar - pintar. Tepat di hari aku tuliskan postingan ini, dia genap berusia 30 tahun.

Tak terasa 4 tahun perjalan hidupku yang terus di hantam kegagalan, dia terus menemaniku dalam suka dan duka hidupku. Dia begitu tulus dan sungguh pengertian. Kini hampir 2 tahun sudah aku terus berpergian dan meninggalkannya bersama anak - anakku untuk mencari kehidupan baru. Sepanjang kehamilan anak kami yang kedua, dia menjalani hidupnya seperti seorang single parent tanpa aku bisa menemaninya. 9 bulan masa kehamilannya dia menjalaninya dengan penuh kerinduan akan belaian kasih sayang suaminya. Pergi bekerja dengan semangat yang besar membantu aku menhidupi keluarga walau dengan gaji yang seadanya.

Sayang....
Kau sungguh berarti buatku. Tanpamu, mungkin tak sanggup aku melalui semua ini. Kau dan anak - anak kita adalah anugrah yang terindah yang pernah aku dapatkan. Saat aku menuliskan ini aku sungguh meneteskan air mataku... Terasa begitu pilu mengenang kehidupan yang telah kita jalani. Maafkan aku bila aku tidak bisa menemanimu di ulang tahunmu kali ini. Jangan pernah berhenti berdoa untuk ku. Doamu lah yang tetap menjadi pilar kekuatanku.

Tuhan....
Berikanlah rejeki kepada keluarga kecilku. Lindungi selalu anak dan istriku kapan dan dimanapun saja mereka berada. Bantu aku melewati segala kepenatan hidup dan kegagalan - kegagalanku dengan lembut kasih-Mu. Karena aku yakin Kau tidak pernah memberi aku kesusahan ini, Kau tidak pernah memberi aku cobaan ini. Semua ini adalah ulah dari kesalahan dan kecerobohanku. Maka bantulah aku Tuhan menyelamatkan hidup keluargaku [amin]

Selamat Ulang Tahun Sayang
Cintaku untukmu selalu dan selamanya
Tuhan Berserta Kita.